Label Puisi-puisi Soe Hok Gie. SEBUAH TANYA. by: Soe Hok Gie Akhirnya semua kan tiba Pada suatu hari yg biasa Cahaya bulan menusukku Dengan ribuan pertanyaan Yg takkan pernah kutahu dimana jawaban itu Bagai letusan berapi Membangunkanku dlm mimpi Sudah waktunya kita berdiri
Adadua hal yang membuat saya sulit untuk menulis tentang almarhum adik saya, Soe Hok Gie. Pertama, karena terlalu banyak yang mau saya katakan sehingga saya pasti akan merasa kecewa kalau saya menulis tentang dia pada pengantar buku ini. Kedua, karena bagaimanapun juga, saya tidak akan dapat menceritakan tentang diri adik saya secara obyektif.
Ataupuisi-puisi Soe Hok Gie yang bernadakan cinta namun dalam nada-nada cinta yang begitu lembut, Gie bisa menelusupkan satire yang begitu getir. Soe Hok Gie yang mati lantaran zat beracun di gunung sumeru mendapatkan perhatian yang cukup besar tidak hanya kalangan pecinta puisi namun namanya sangat harum di kalangan aktivis mahasiswa.
DownloadMarjinal Produksi Opique Pictures Film Indie Full Medan - Indonesia
Cahayabulan menusukku Dengan ribuan pertanyaan Yang takkan pernah kutahu dimana jawaban itu Bagai letusan berapi Membangunkanku dari mimpi Sudah waktunya berdiri Mencari jawaban kegelisahan hati From Soe Hok Gie With Love Hari ini aku lihat kembali wajah-wajah halus yang keras yang berbicara tentang kemerdekaan dan demokrasi dan bercita-cita
4psVIPw. Oct4 akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui apakah kau masih selembut dahulu memintaku minum susu dan tidur yang lelap sambil membenarkan letak leher kemejaku kabut tipispun turun pelan-pelan di lembah kasih lembah Mandalawangi kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram meresapi belaian angin yang menjadi dingin apakah kau masih membelaiku semesra dahulu ketika kudekap, kau dekaplah lebih mesra lebih dekat apakah kau masih akan berkata ku dengar detak jantungmu kita begitu berbeda dalam semua kecuali dalam cinta cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan yang takkan pernah ku tahu dimana jawaban itu bagai letusan berapi bangunkan ku dari mimpi sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati
Cahaya bulan Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa. Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui. Apakah kau masih selembut dahulu? Memintaku minum susu dan tidur terlelap sambil membenarkan letak leher kemejaku. Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih Lembah Mandalawangi.. Kau dan aku tegak berdiri.. Melihat hutan-hutan yang menjadi suram. Meresapi belaian angin yang menjadi dingin. Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu.. Saat ku dekap,kau dekaplah lebih mesra.. Lebih dekat.. Apakah kau akan berkata,ku dengar detak jantungmu.. Kita begitu berbeda dalam semua.. Kecuali dalam cinta.. Cahaya bulan menusuk ku,dengan ribuan pertanyaan.. Yang tak kan pernah ku tahu. Dimana jawaban itu.. Bagai letusan berapi. Bangun ku dari mimpi.. Sudah waktunya berdiri. Mencari jawaban,kegelisahan hati. *soe hok gie Baca Juga Kumpulan Puisi Lain nya Klik Disini
puisi soe hok gie cahaya bulan